Sabtu, 29 Oktober 2011

Tertelan Paku ( Udah lama)

Frank Sinatra
Nat king Cole
Elvis Persley
Tammy Wynette
Judy Garland
Louis Amstrong
Ella Fitzgerald
Lobo
Krall Diana
Dean Martin
Whitney Houston
Stevie Wonder
Donnie Warnick
Elton Jhon
Billi Joel
James Brown
Bobby Vinton
Eric Clapton
Rod Stewart
Sarah Vaughan
Charles Wisper
Matt Monro
George Baker
Doris Day
Doli Parton
Patsy Cline
Skater Davis
Charles Aznavour
Paul Weller
Maureen Kelly
Eric Karmen
Bing Crosby
Peggy lee
Dina T
Rita Coolidge
lionel Richi
Simply Red
B.B King
Jose Mari Chan
Rockwell
Richard Cocciante
Nika Costa
Santa Esmeralda
DLL




Jumat, 28 Oktober 2011

Sajak Anak Muda

Kita adalah angkatan gagap
yang diperanakkan oleh angkatan takabur.
Kita kurang pendidikan resmi
di dalam hal keadilan,
karena tidak diajarkan berpolitik,
dan tidak diajar dasar ilmu hukum.

 Kita melihat kabur pribadi orang,
karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa.

Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus,
karena tidak diajar filsafat atau logika.

Apakah kita tidak dimaksud
untuk mengerti itu semua?
Apakah kita hanya dipersiapkan
untuk menjadi alat saja?
Inilah gambaran rata-rata
pemuda tamatan SMA,
pemuda menjelang dewasa.

Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.
Bukan pertukaran pikiran.
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,
dan bukan ilmu latihan menguraikan.

Dasar keadilan di dalam pergaulan.
serta pengetahuan akan kelakuan manusia,
sebagai kelompok atau sebagai pribadi,
tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji.
Kenyataan di dunia menjadi remang-remang.
Gejala-gejala yang muncul lalu lalang,
tidak bisa kita hubung-hubungkan.
Kita marah pada diri sendiri.
Kita sebal terhadap masa depan.
Lalu akhirnya,
menikmati masa bodoh dan santai.

Di dalam kegagapan,
kita hanya bisa membeli dan memakai,
tanpa bisa mencipta.
Kita tidak bisa memimpin,
tetapi hanya bisa berkuasa,
persis seperti bapak-bapak kita.

Pendidikan negeri ini berkiblat ke Barat.
Di sana anak-anak memang disiapkan
untuk menjadi alat dari industri.
Dan industri mereka berjalan tanpa henti.
Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa?
Kita hanya menjadi alat birokrasi!
Dan birokrasi menjadi berlebihan
tanpa kegunaan - menjadi benalu di dahan.

Gelap. Pandanganku gelap.
Pendidikan tidak memberikan pencerahan.
Latihan-latihan tidak memberi pekerjaan.
Gelap. Keluh kesahku gelap.
Orang yang hidup di dalam pengagnguran.
Apakah yang terjadi di sekitarku ini?
Karena tidak bisa kita tafsirkan,
lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja.
Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini?
Apakah ini? Apakah ini?
Ah, di dalam kemabukan,
wajah berdarah
akan terlihat sebagai bulan.

Mengapa harus kita terima hidup begini?
Seseorang berhak diberi ijasah dokter,
dianggap sebagai orang terpelajar,
tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan.

Dan bila ada tirani merajalela,
ia diam tidak bicara,
kerjanya cuma menyuntik saja.
Bagaimana? Apakah kita akan terus diam saja?
Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum
dianggap sebagai bendera-bendera upacara,
sementar hukum dikhianati berulang kali.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi
dianggap bunga plastik,
sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi.

Kita berada di dalam pusaran tata warna
yang ajaib dan tak terbaca.
Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.
Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan.
Dan bila luput,
kita memukul dan mencakar
ke arah udara.

Kita adalah angkatan gagap.
Yang diperanakkan oleh angkatan kurang ajar.
Daya hidup telah diganti oleh nafsu.
Pencerahan telah diganti oleh pembatasan.
Kita adalah angkatan yang berbahaya.

Sajak anak Muda ( W.S. Rendra )

Kamis, 20 Oktober 2011

Apa Katamu ? Jawabnya dia lupa

Terus Seperti ini teman !!! kamu suka kan
tapi mereka telah melupakan nya ...
Apa yang dirasa sudah tidak lagi terasa ..
cobalah kalau kamu mau rasa ...

Apa katamu tentang kehidupan ...
katanya hidup itu kejam jawabnya dia lupa ..

Apa katamu tentang Agama ,,
Katanya Agama itu Bertuhan jawabnya dia lupa

Apa katamu tentang sikap
katanya sikap itu Penentu keperibadian jawabnya dia lupa

heeehhh
Apa mau di harap lagi itulah kenyataan nya ...
Mereka tidak menyalahkan nasib ,,
Meraka tidak menyalahkan Tuhan ,,
Mereka hanya menyalahkan mengapa harus terlahir di Negara ini ,,

Seperti kata - kata yang bijak
'pembalut' itu masih saja berkibar ..
hahahahahah
kenapa kamu bilang pembalutnya berkibar ....
jawabnya karena warnanya merah putih seperti benderakan ..

Jadi ...
Apa katamu tentang bendera ,,,
Katanya bendera itu simbol jawabnya dia lupa
Kenapa kamu lupa semua ,,,,
karena pejabat dan petinggi di negaraku banyak yang lupa
aku terkejut ...
Apa katamu ? Jawabnya dia lupa

By Sano Arifin , Medan 18 Oktober 2011, 11.40 WIB